June 10, 2025

Perundingan Damai di Turki, Putin Disebut Takut Bertemu Zelensky

2 min read

Ankara – pttogel Upaya diplomasi untuk mengakhiri konflik bersenjata antara Rusia dan Ukraina kembali mencuat setelah Turki menawarkan diri sebagai tuan rumah perundingan damai. Namun, sorotan tajam muncul ketika Presiden Rusia Vladimir Putin disebut enggan hadir langsung dalam pertemuan tersebut, yang rencananya akan mempertemukan dirinya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Menurut sejumlah sumber diplomatik yang dikutip media Eropa, Putin dikabarkan menolak undangan langsung untuk menghadiri perundingan tatap muka dengan Zelensky, meskipun pihak Ukraina dan Turki telah menyatakan kesiapan penuh untuk duduk di meja yang sama.

baca juga: trump-tawarkan-bantuan-selesaikan-konflik-kashmir-india-pakistan

Turki sebagai Mediator Netral

Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan terus memainkan peran penting sebagai mediator regional. Ankara dinilai memiliki posisi unik sebagai anggota NATO yang tetap menjaga hubungan ekonomi dan politik dengan Moskow.

“Kami siap menjadi fasilitator damai. Dunia menantikan berakhirnya konflik yang telah merenggut ribuan nyawa,” ujar Erdoğan dalam pernyataan resminya.

Pejabat senior Kementerian Luar Negeri Turki mengonfirmasi bahwa lokasi dan format pertemuan telah disiapkan, dan hanya tinggal menunggu komitmen final dari kedua belah pihak.

Ukraina Tanggapi dengan Skeptis

Pihak Ukraina menyatakan kekecewaannya atas ketidakhadiran Putin dalam proses dialog langsung. Presiden Zelensky yang telah berulang kali menyerukan dialog terbuka, menyebut bahwa “pemimpin sejati tidak bersembunyi di balik dinding retorika dan propaganda.”

Ukraina meyakini bahwa pertemuan tatap muka adalah langkah penting untuk memecah kebuntuan diplomatik dan membuka jalan menuju gencatan senjata permanen.

Putin: Pertimbangan Keamanan dan Strategi

Di sisi lain, Kremlin menepis anggapan bahwa Putin takut bertemu Zelensky. Juru bicara pemerintah Rusia menyatakan bahwa “keputusan untuk tidak hadir secara langsung didasarkan pada pertimbangan keamanan nasional dan efektivitas strategi diplomatik yang sedang dijalankan.”

Pihak Rusia mengusulkan agar perundingan awal dilakukan melalui delegasi tingkat tinggi dan format virtual, sebelum kedua kepala negara bertemu secara langsung dalam tahap yang lebih lanjut.

Namun, pernyataan ini tetap memicu spekulasi dan kritik internasional, mengingat pentingnya simbolisme kehadiran pemimpin dalam proses perdamaian.

Tanggapan Komunitas Internasional

Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyambut positif inisiatif damai di Turki, tetapi juga mendesak agar perundingan dilakukan secara inklusif dan komitmen nyata ditunjukkan oleh semua pihak.

Analis politik internasional menilai bahwa ketidakhadiran Putin dapat merusak momentum diplomatik dan memperkuat kesan bahwa Rusia belum sepenuhnya siap untuk menyelesaikan konflik melalui jalur politik.


Kesimpulan

Perundingan damai di Turki menjadi sinyal penting dari keinginan dunia internasional untuk menghentikan perang Rusia–Ukraina. Namun, ketidakhadiran langsung Vladimir Putin menuai kritik dan menimbulkan pertanyaan tentang keseriusan Rusia dalam proses perdamaian. Di tengah harapan untuk mengakhiri penderitaan warga sipil dan membangun kembali stabilitas di Eropa Timur, dunia kini menanti: akankah diplomasi menang atas ambisi dan ketegangan militer?

sumber artikel: wrphomestretch.com

More Stories

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.