Tragedi Pesawat Jatuh di Jamika Bandung yang Tewaskan 20 Orang: Luka yang Masih Membekas
3 min read
Bandung — pttogel Sebuah peristiwa memilukan terjadi pada 18 Januari 1996 di Jalan Jamika, Bojongloa Kaler, Kota Bandung. Sebuah pesawat latih jenis Beechcraft Baron 58 milik Lembaga Pendidikan dan Latihan Penerbang (PLP) Curug mengalami kecelakaan tragis yang menewaskan 20 orang, termasuk empat awak pesawat dan 16 warga sipil. Tragedi ini meninggalkan luka mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat Bandung yang menjadi saksi dari musibah tersebut.
Detik-detik Sebelum Jatuh
Pesawat tersebut lepas landas dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung, dengan tujuan akhir Curug, Tangerang. Namun, rencana perjalanan berubah drastis setelah beberapa menit mengudara. Pilot melaporkan adanya masalah teknis pada mesin kanan pesawat dan meminta izin untuk kembali ke bandara asal. Situasi darurat itu sayangnya tidak dapat dikendalikan.
Di tengah upaya kembali ke landasan, pesawat kehilangan daya angkat dan jatuh di kawasan padat penduduk di Jalan Jamika. Benturan keras disusul ledakan hebat mengakibatkan kebakaran besar yang menyambar beberapa ruko dan kendaraan di lokasi.
Kondisi di Lokasi Kejadian
Kebakaran yang terjadi usai pesawat menghantam deretan ruko menambah parahnya dampak kecelakaan. Empat unit ruko terbakar, dan api cepat menjalar ke kendaraan yang terparkir serta properti warga sekitar. Suara ledakan disertai kobaran api membuat panik warga sekitar. Beberapa saksi mata mengatakan mereka melihat asap hitam membumbung tinggi, diiringi suara jeritan minta tolong dari dalam ruko.
baca juga: diskon-tarif-listrik-50-kembali-berlaku-juni-juli-tapi-ada-syarat-baru
Petugas pemadam kebakaran dan tim SAR segera dikerahkan ke lokasi. Upaya evakuasi berjalan dramatis di tengah kepungan api. Beberapa korban ditemukan dalam kondisi hangus terbakar, dan ada pula yang terjebak di dalam bangunan yang runtuh.
Jumlah Korban dan Kerugian
Sebanyak 20 nyawa melayang dalam tragedi ini. Di antaranya adalah tiga siswa penerbang dan seorang instruktur dari PLP Curug yang berada di dalam pesawat. Sisanya merupakan warga sipil yang sedang berada di dalam atau sekitar ruko yang tertimpa pesawat.
Selain korban jiwa, belasan orang lainnya mengalami luka bakar serius dan trauma psikologis. Mereka dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif. Kerugian materiil juga tidak sedikit, mengingat banyaknya bangunan, kendaraan, dan barang dagangan yang musnah terbakar.
Penyebab Kecelakaan
Investigasi awal menunjukkan bahwa kerusakan pada mesin kanan menjadi penyebab utama kecelakaan. Hal ini diperkuat oleh posisi tuas pengendali mesin yang menunjukkan bahwa salah satu mesin telah mati saat insiden terjadi. Namun, investigasi mendalam terkendala karena sebagian besar puing dan sisa pesawat telah dipindahkan oleh pihak-pihak tertentu sebelum tim investigasi resmi tiba di lokasi. Hal ini menyulitkan proses pengumpulan bukti dan analisis lebih lanjut.
Kondisi ini memunculkan kritik terhadap prosedur penanganan pascakecelakaan yang dinilai tidak sesuai standar investigasi penerbangan sipil.
Kenangan yang Tak Terlupakan
Tragedi ini menjadi salah satu kecelakaan pesawat paling mematikan dalam sejarah Kota Bandung. Warga yang tinggal di sekitar Jalan Jamika masih menyimpan ingatan kuat akan hari yang kelam tersebut. Beberapa bangunan telah direnovasi dan kembali difungsikan, namun trauma serta kenangan akan suara ledakan dan kobaran api masih membekas di benak banyak orang.
Para korban telah dimakamkan, dan sejumlah keluarga mereka masih memperingati tanggal 18 Januari sebagai hari duka. Beberapa komunitas bahkan menggelar doa bersama setiap tahunnya untuk mengenang para korban.
Pelajaran Berharga
Tragedi ini menjadi pengingat pentingnya keselamatan dan standar tinggi dalam pelatihan penerbangan. Kecelakaan yang melibatkan pesawat latih ini menyoroti betapa krusialnya perawatan pesawat, kompetensi awak, dan kesiapan darurat saat menghadapi masalah teknis di udara.
Selain itu, kasus ini juga menekankan pentingnya prosedur yang benar dalam penanganan lokasi kecelakaan, agar investigasi bisa dilakukan secara menyeluruh dan tuntas demi mencegah insiden serupa terulang kembali.
Penutup
Tragedi pesawat jatuh di Jalan Jamika bukan sekadar insiden teknis. Ia adalah peristiwa kemanusiaan yang menggugah empati dan mengingatkan bahwa setiap penerbangan membawa tanggung jawab besar — bukan hanya bagi awak di udara, tapi juga bagi masyarakat di darat.
Kini, puluhan tahun telah berlalu. Namun, suara sirine, kobaran api, dan tangis kehilangan pada hari itu tetap hidup dalam memori kolektif warga Bandung.
sumber artikel: wrphomestretch.com